Skip to content
Home » Lima Model SDLC Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Lima Model SDLC Beserta Kelebihan dan Kekurangannya

Siklus hidup pengembangan perangkat lunak (SDLC) adalah proses bertahap untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi. Ada berbagai model SDLC yang digunakan, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya sendiri. Berikut adalah lima model SDLC beserta kelebihan dan kekurangannya.

1. Model Cascading

Model Cascading, juga dikenal sebagai model Waterfall, adalah model SDLC linear yang menekankan urutan yang ketat dalam pengembangan perangkat lunak. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam model Cascading:

  1. Analisis Kebutuhan
  2. Perancangan Sistem
  3. Implementasi
  4. Pengujian
  5. Pemeliharaan

Kelebihan model Cascading adalah kontrol struktural yang ketat dan tata kelola proyek yang jelas. Ini juga ideal untuk pengembangan program kecil dengan pemahaman persyaratan yang jelas. Namun, kekurangannya adalah kurang fleksibel dan kurang responsif terhadap perubahan dalam kebutuhan atau persyaratan.

2. Model Prototyping

Model Prototyping, seperti namanya, melibatkan pembuatan prototipe atau model awal perangkat lunak sebelum mengembangkan program yang lengkap. Tahapan-tahapan dalam model Prototyping adalah sebagai berikut:

  1. Identifikasi Kebutuhan
  2. Membuat Prototype
  3. Evaluasi
  4. Pengembangan
  5. Pengujian

Kelebihan Model Prototyping adalah memungkinkan pengguna untuk memberikan tanggapan sejak awal dan membantu menghilangkan kebingungan dalam kebutuhan. Ini juga memungkinkan pengembang untuk memvalidasi kesamaan antara persyaratan dan perangkat lunak yang dihasilkan. Namun, kekurangannya adalah kurangnya struktur formal dan penanganan terhadap perubahan dalam kebutuhan yang timbul.

3. Model Spiral

Model Spiral dibuat oleh Barry Boehm dan memadukan elemen dari model Cascading dan Model Prototyping. Model SDLC Spiral terdiri dari empat tahap utama:

  1. Perencanaan
  2. Analisis Risiko
  3. Rekayasa
  4. Evaluasi

Kelebihan dari model Spiral adalah fokus pada identifikasi risiko dan penanganannya secara sistematis, dengan memberikan fleksibilitas dalam mengatasi perubahan dalam kebutuhan. Namun, kekurangannya adalah memerlukan waktu lebih lama dan biaya yang lebih besar daripada model Cascading atau Model Prototyping.

BACA JUGA:   Kelebihan dan Kekurangan E-Book

4. Model Iterative

Model Iterative melibatkan pengulangan siklus SDLC untuk membangun program secara bertahap dan secara terus-menerus. Setiap siklus dapat memasukkan beberapa fase dari model SDLC apa pun. Tahapan-tahapan dalam model Iterative adalah sebagai berikut:

  1. Perencanaan (sebagai siklus)
  2. Analisis (sebagai siklus)
  3. Rekayasa (sebagai siklus)
  4. Evaluasi (sebagai siklus)

Kelebihan model Iterative adalah memungkinkan untuk menangani perubahan dalam kebutuhan dengan cepat dan efisien, dan memfasilitasi pengelolaan proyek yang baik. Namun, kekurangannya adalah memerlukan waktu lebih lama dan biaya yang lebih besar daripada model Cascading atau Model Prototyping.

5. Model Agile

Model Agile mempertimbangkan perubahan sebagai hal yang diharapkan dan dibangun untuk memungkinkan tim untuk bereaksi dengan cepat terhadap perubahan tersebut. Beberapa metode SDLC Agile termasuk Scrum dan eXtreme Programming (XP). Beberapa tahapan dalam SDLC Agile dapat meliputi:

  1. Perencanaan awal
  2. Rekayasa dan Desain Incremental
  3. Evaluasi dan Retrospektif
  4. Perbaikan Iteratif

Kelebihan dari model Agile adalah fleksibilitas dan responsivitasnya yang tinggi terhadap perubahan, dengan memungkinkan pengembangan iteratif dan inkremental. Ini juga memungkinkan transparansi antara pelanggan dan pengembang. Namun, kekurangannya adalah memerlukan pengelolaan proyek yang cermat dan persyaratan yang ketat.

Kesimpulan

Semua model SDLC yang disebutkan di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, dan setiap organisasi harus memilih model yang paling cocok untuk kebutuhan mereka. Model Cascading adalah pilihan terbaik jika persyaratan sangat jelas, Model Prototyping adalah yang terbaik jika belum tentu jelas, Model Spiral adalah yang terbaik untuk risiko yang tinggi, Model Iteratif adalah yang terbaik jika terjadi perubahan secara konstan, dan Model Agile adalah yang terbaik jika fleksibilitas dan penyesuaian adalah prioritas utama.