Skip to content
Home » Analisis Perbandingan APBN 2014 dan 2016

Analisis Perbandingan APBN 2014 dan 2016

Pendahuluan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia sangat penting dalam menentukan arah pembangunan di Indonesia. Oleh karena itu, perbandingan APBN antara tahun 2014 dan 2016 menjadi hal yang menarik untuk dikaji. Dalam artikel ini, akan dibahas perbedaan antara kedua tahun tersebut.

Pendapatan APBN

Pendapatan APBN 2014 adalah sebesar Rp 1.506 triliun, sedangkan pendapatan APBN 2016 sebesar Rp 1.822 triliun. Ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 20,96% dalam dua tahun.

Namun, perlu dicatat bahwa kenaikan pendapatan tersebut tidak terjadi secara merata di semua sektor. Sebagian besar pendapatan berasal dari sektor pajak, sementara sektor lain seperti sektor migas mengalami penurunan.

Belanja APBN

Belanja APBN 2014 adalah sebesar Rp 1.522 triliun, sedangkan belanja APBN 2016 sebesar Rp 1.978 triliun. Ini menunjukkan adanya kenaikan sebesar 29,98% dalam dua tahun.

Kenaikan belanja terutama terjadi pada sektor infrastruktur dan sektor sosial. Belanja pada sektor infrastruktur meningkat sebesar 43,26%, sedangkan belanja pada sektor sosial meningkat sebesar 28,68%. Namun, sektor pertahanan dan keamanan mengalami penurunan belanja sebesar 9,3%.

Defisit APBN

Defisit APBN terjadi ketika pengeluaran pemerintah melebihi pendapatan pemerintah. Pada tahun 2014, defisit APBN adalah sebesar Rp 16 triliun. Namun, pada tahun 2016, defisit APBN meningkat menjadi Rp 296 triliun.

Penyebab kenaikan defisit APBN antara tahun 2014 dan 2016 adalah meningkatnya belanja pemerintah, terutama pada sektor infrastruktur. Meskipun pendapatan pemerintah meningkat, namun tidak sampai pada posisi meng-cover anggaran belanja yang meningkat.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis perbandingan APBN 2014 dan 2016, terdapat peningkatan pendapatan dan belanja yang signifikan. Namun, defisit APBN juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Pemerintah perlu memperhatikan kembali strategi dalam meningkatkan pendapatan dan mengelola belanja seefektif mungkin agar defisit APBN dapat dikurangi dan pembangunan dapat berjalan dengan lancar.

BACA JUGA:   Analisa Perbandingan Belitan Transformator Daya