Dalam dunia bisnis, manajemen merupakan salah satu aspek yang sangat penting. Manajemen bertanggung jawab atas berbagai hal, seperti perencanaan strategis, pengambilan keputusan, pengelolaan sumber daya manusia, serta pengawasan dan evaluasi kinerja. Salah satu hal yang menjadi perhatian manajemen adalah bagaimana memotivasi karyawan agar dapat bekerja dengan maksimal dan mencapai hasil yang optimal. Ada dua teori motivasi yang sering digunakan dalam manajemen, yaitu teori kebutuhan dan teori harapan. Namun, dalam prakteknya, manajemen lebih sering menggunakan teori harapan. Mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut ini alasan manajemen lebih memilih teori harapan dibandingkan teori kebutuhan.
Teori Kebutuhan
Teori kebutuhan merupakan salah satu teori motivasi yang paling awal dikembangkan. Teori ini mengatakan bahwa manusia memiliki berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi, seperti kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial. Ketika kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka akan muncul perasaan tidak puas atau frustrasi. Oleh karena itu, dalam manajemen, perusahaan perlu memperhatikan kebutuhan karyawan dan memberikan fasilitas atau imbalan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Teori Harapan
Teori harapan atau expectancy theory merupakan teori motivasi yang lebih baru. Teori ini mengatakan bahwa karyawan akan termotivasi untuk melakukan suatu tindakan jika mereka percaya bahwa tindakan tersebut akan menghasilkan hasil yang diinginkan, dan jika mereka percaya bahwa mereka mampu untuk melakukan tindakan tersebut. Dalam teori harapan, motivasi karyawan dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu harapan, instrumentalitas, dan valensi.
- Harapan adalah keyakinan karyawan bahwa tindakan yang dilakukan akan menghasilkan hasil yang diinginkan.
- Instrumentalitas adalah keyakinan karyawan bahwa tindakan yang dilakukan akan mempengaruhi pemberian imbalan atau penghargaan.
- Valensi adalah nilai atau arti penting yang diberikan karyawan pada imbalan atau penghargaan yang diberikan oleh perusahaan.
Dalam teori harapan, manajemen perusahaan perlu memberikan imbalan atau penghargaan yang tepat untuk menyediakan insentif bagi karyawan untuk melakukan tindakan yang diinginkan. Selain itu, manajemen juga perlu melihat kemampuan karyawan dan memberikan dukungan yang dibutuhkan agar karyawan merasa mampu untuk melakukan tindakan tersebut.
Alasan Manajemen Lebih Memilih Teori Harapan
- Fokus pada Hasil
Salah satu alasan utama mengapa manajemen lebih memilih teori harapan adalah karena teori ini lebih fokus pada hasil yang diinginkan. Dalam teori kebutuhan, karyawan hanya akan termotivasi jika kebutuhan mereka terpenuhi. Namun, dalam teori harapan, karyawan akan termotivasi untuk mencapai hasil yang diinginkan, yang dapat berupa imbalan atau penghargaan tertentu. Dengan menggunakan teori harapan, manajemen dapat lebih fokus pada hasil yang ingin dicapai dan memotivasi karyawan untuk mencapai hasil tersebut.
- Lebih Fleksibel
Teori harapan juga lebih fleksibel dibandingkan teori kebutuhan. Dalam teori kebutuhan, manajemen harus memperhatikan berbagai kebutuhan karyawan, seperti kebutuhan fisik, psikologis, dan sosial. Hal ini dapat menjadi sulit dan memakan banyak waktu serta biaya. Di sisi lain, dalam teori harapan, manajemen hanya perlu memberikan insentif atau penghargaan yang tepat untuk membentuk harapan karyawan dan mendorong karyawan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dengan menggunakan teori harapan, manajemen dapat lebih fleksibel dalam memberikan motivasi dan insentif kepada karyawan.
- Mendorong Kinerja yang Lebih Tinggi
Salah satu tujuan manajemen adalah untuk meningkatkan kinerja karyawan. Dalam teori kebutuhan, manajemen hanya dapat memotivasi karyawan jika kebutuhan mereka terpenuhi. Namun, dalam teori harapan, manajemen dapat memberikan insentif atau penghargaan yang tepat untuk mendorong karyawan mencapai hasil yang lebih tinggi. Dengan menggunakan teori harapan, manajemen dapat memberikan motivasi dan insentif yang lebih efektif dan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dari karyawan.
- Lebih Mudah Diukur
Teori harapan juga lebih mudah diukur dibandingkan teori kebutuhan. Dalam teori kebutuhan, manajemen harus memperhatikan berbagai kebutuhan karyawan, yang sulit diukur dan sering tergantung pada preferensi individu. Di sisi lain, dalam teori harapan, manajemen hanya perlu mengukur sejauh mana karyawan percaya bahwa tindakan mereka akan menghasilkan hasil yang diinginkan, dan sejauh mana karyawan percaya bahwa mereka mampu untuk melakukan tindakan tersebut. Hal ini lebih mudah diukur dan memberikan manajemen informasi yang lebih berguna untuk meningkatkan motivasi karyawan.
Kesimpulan
Dalam dunia bisnis, manajemen perusahaan perlu memperhatikan motivasi karyawan agar dapat bekerja dengan maksimal dan mencapai hasil yang optimal. Ada dua teori motivasi yang sering digunakan dalam manajemen, yaitu teori kebutuhan dan teori harapan. Meskipun teori kebutuhan merupakan teori motivasi yang lebih tua, manajemen lebih sering menggunakan teori harapan. Hal ini dikarenakan teori harapan lebih fokus pada hasil yang diinginkan, lebih fleksibel, mendorong kinerja yang lebih tinggi, dan lebih mudah diukur. Dengan menggunakan teori harapan, manajemen dapat memberikan motivasi dan insentif yang lebih efektif dan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dari karyawan.