Skip to content
Home ยป Alasan Mengapa Kadar Praktis Lebih Besar Dibandingkan Teoritis Pada Argentometri

Alasan Mengapa Kadar Praktis Lebih Besar Dibandingkan Teoritis Pada Argentometri

Argentometri merupakan salah satu metode titrasi yang banyak digunakan untuk menentukan kadar logam perak dalam suatu sampel. Namun, dalam prakteknya, kadar praktis yang dihasilkan seringkali lebih besar dibandingkan dengan kadar teoritis yang seharusnya. Mengapa hal ini terjadi?

Pengenalan Argentometri

Sebelum membicarakan lebih lanjut tentang alasan mengapa kadar praktis lebih besar dibandingkan dengan teoritis pada argentometri, kita perlu memahami terlebih dahulu mengenai metode ini.

Argentometri merupakan metode titrasi di mana ion logam perak digunakan sebagai zat pengendap atau indikator. Kadar perak dalam sampel akan ditentukan dengan cara mengukur jumlah zat titran (larutan standar) yang diperlukan untuk bereaksi dengan ion perak dalam sampel.

Adapun persamaan reaksi yang terjadi pada titrasi argentometri adalah sebagai berikut:

Ag+ + X- โ†’ AgX

Di mana Ag+ adalah ion perak, X- adalah ion halida (misalnya klorida, bromida, atau iodida), dan AgX adalah senyawa ionik yang dihasilkan dari reaksi tersebut.

Alasan Mengapa Kadar Praktis Lebih Besar

Setelah memahami pengenalan dasar mengenai argentometri, sekarang mari kita bahas alasan mengapa kadar praktis lebih besar dibandingkan dengan teoritis pada metode ini.

  1. Pengaruh Ion Logam Lainnya

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kadar praktis lebih besar dibandingkan dengan teoritis adalah pengaruh ion logam lainnya dalam sampel. Ion logam tersebut dapat bereaksi dengan ion halida dalam sampel, sehingga mengurangi jumlah ion halida yang bereaksi dengan ion perak. Akibatnya, zat titran (larutan standar) harus ditambahkan beberapa kali sebelum mencapai titik ekivalen, sehingga kadar praktis yang dihasilkan menjadi lebih besar dibandingkan dengan teoritis.

  1. Kualitas Sampel

Kualitas sampel juga dapat mempengaruhi hasil titrasi argentometri. Apabila sampel mengandung unsur atau senyawa lain yang dapat bereaksi dengan ion halida atau mempengaruhi kestabilan ion perak, maka hal ini dapat mempengaruhi hasil titrasi.

  1. Ketidakpastian Pengukuran
BACA JUGA:   Perbandingan Fertilisasi Internal dengan Fertilisasi Eksternal

Ketidakpastian pengukuran juga dapat menyebabkan kadar praktis lebih besar dibandingkan dengan teoritis. Salah satu contoh ketidakpastian pengukuran adalah ketidakpastian dalam menimbang atau mengukur volume zat titran (larutan standar).

Kesimpulan

Dalam praktik argentometri, kadar praktis yang dihasilkan seringkali lebih besar dibandingkan dengan teoritis yang seharusnya. Penyebab utama dari perbedaan ini adalah pengaruh ion logam lainnya dalam sampel, kualitas sampel, dan ketidakpastian pengukuran. Oleh karena itu, sebelum melakukan titrasi argentometri, perlu memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil titrasi agar dapat memperoleh hasil yang lebih akurat.