Pada saat datangnya hari raya Idul Adha, kita seakan sudah berada di tengah-tengah tradisi yang sudah terjaga selama berabad-abad. Dalam perayaan ini, qurban dan aqiqah sama-sama dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur umat Muslim kepada Allah SWT.
Meskipun sama-sama melibatkan menyembelih hewan sebagai simbol pengorbanan, qurban dan aqiqah sebenarnya memiliki perbedaan dalam pelaksanaannya. Nah, untuk membedakan keduanya, mari kita simak penjelasan dari para ulama dan ahli agama Islam.
Pengertian Qurban
Qurban berasal dari kata “qaraba” yang berarti mendekatkan atau “qurb” yang artinya dekat. Istilah qurban mengacu pada hewan yang dipersembahkan oleh umat Muslim pada hari raya Idul Adha. Pada hari ini, umat Muslim di seluruh dunia berkumpul untuk mempersembahkan hewan kesayangan mereka sebagai wujud penghormatan dan rasa syukur kepada Allah SWT.
Menurut hukum Islam, qurban harus dilakukan pada waktu tertentu, yaitu mulai dari tanggal 10 Dzulhijjah hingga akhir tanggal 13 Dzulhijjah. Hewan yang akan dipersembahkan pun harus memenuhi syarat tertentu, seperti sehat, tidak cacat fisik, dan layak untuk dikonsumsi.
Setelah qurban dilakukan, dagingnya dibagikan kepada sesama umat Muslim, khususnya yang kurang mampu. Bagian-bagian dari hewan seperti kulit, jeroan, dan kepala pun tidak boleh disia-siakan dan juga harus dibagikan kepada yang membutuhkan.
Pengertian Aqiqah
Aqiqah, di sisi lain, merupakan istilah yang merujuk pada penyembelihan hewan pada saat kelahiran bayi. Aqiqah berasal dari kata “aqqaqa” yang berarti memotong atau “aqiqa” yang artinya penghormatan atau pemberian hadiah.
Aqiqah dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas kelahiran bayi dan sebagai bentuk penghormatan serta doa agar anak tersebut tumbuh menjadi manusia yang berguna bagi agama, keluarga, dan masyarakat.
Pada umumnya, penyembelihan hewan untuk aqiqah dilakukan pada hari ke-7 atau hari ke-14 setelah kelahiran. Hewan yang dipilih biasanya domba atau kambing dan harus memenuhi syarat tertentu, seperti sehat, tidak cacat fisik, dan layak untuk dikonsumsi.
Setelah penyembelihan, daging hewan tersebut dapat dibagikan kepada keluarga, sahabat, dan orang yang membutuhkan sebagai bentuk sedekah. Namun, pihak yang menyembelih juga dianjurkan untuk memasak dan mengonsumsi daging tersebut bersama keluarga sebagai wujud penghormatan kepada Allah SWT.
Kesimpulan
Secara umum, qurban dan aqiqah memiliki tujuan dan makna yang sama, yaitu bentuk penghormatan dan rasa syukur kepada Allah SWT. Namun, keduanya memiliki pelaksanaan yang berbeda.
Qurban dilakukan pada hari raya Idul Adha dan hewan yang dipersembahkan dibagikan kepada sesama umat Muslim. Sedangkan aqiqah dilakukan pada saat kelahiran bayi dan daging hewan yang disembelih dapat dibagikan kepada keluarga atau orang yang membutuhkan.
Bagi umat Muslim, qurban maupun aqiqah merupakan sarana untuk mengingatkan kita akan pentingnya pengorbanan, rasa syukur, dan kepedulian terhadap sesama. Semoga tulisan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas mengenai perbedaan antara qurban dan aqiqah. Selamat merayakan hari raya Idul Adha, dan selamat menyambut kelahiran buah hati bagi yang sedang menantinya!