Pengantar
Setiap bisnis memiliki biaya, yaitu besarnya nilai uang yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau layanan. Sesuai dengan namanya, biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost) adalah jenis biaya yang berbeda dan mempengaruhi arus kas suatu usaha. Tujuan dari artikel ini adalah untuk membantu Anda memahami perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel sehingga Anda dapat mengelola keuangan usaha Anda dengan lebih baik.
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah jenis biaya yang tidak tergantung pada volume produksi atau penjualan suatu produk atau layanan. Dalam kata lain, walaupun Anda tidak menjual produk atau layanan sama sekali, biaya tetap ini akan tetap ada setiap bulannya. Contohnya adala biaya sewa kantor, gaji pegawai tetap, serta biaya overhead seperti listrik, internet, dan telepon.
Biaya Variabel
Biaya variabel, di sisi lain, adalah biaya yang berubah sesuai dengan volume penjualan atau produksi suatu bisnis. Semakin banyak produk atau layanan yang diproduksi atau dijual, semakin besar biaya variabel yang dibutuhkan. Contohnya adalah bahan baku, biaya pengiriman, dan ongkos tenaga kerja untuk memproduksi barang atau memberikan layanan.
Hubungan antara Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Untuk membuat keputusan bisnis yang tepat, Anda harus mempertimbangkan hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel. Jika biaya tetap tinggi, maka usaha perlu menjual banyak produk atau layanan untuk menutupi biaya tersebut. Namun, ketika volume penjualan rendah, biaya tetap akan justru meningkatkan rugi. Contoh lain adalah jika usaha Anda memiliki biaya variabel yang tinggi, maka setiap produk yang terjual memberikan margin keuntungan rendah. Oleh karena itu, usaha harus memilih produk yang sanggup menghasilkan margin keuntungan tinggi, namun dengan biaya variabel yang terjangkau.
Contoh Penghitungan Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Sebagai contoh, misalkan bisnis Anda merancang produk lampu untuk perusahaan. Biaya tetap mungkin mencakup biaya sewa toko, biaya fasilitas, dan gaji pegawai. Biaya variabel mungkin mencakup bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan ongkos pengiriman.
Jika biaya tetap bulanan adalah Rp 10.000.000 dan biaya variabel per produk adalah Rp 50.000, maka kita dapat membuat tabel seperti berikut ini:
Jumlah Produk | Biaya Variabel | Biaya Tetap (Rp 10.000.000) | Total Biaya |
---|---|---|---|
100 | 5.000.000 | Rt 10.000.000 | Rp 15.000.000 |
1.000 | 50.000.000 | Rp 10.000.000 | Rp 60.000.000 |
10.000 | 500.000.000 | Rp 10.000.000 | Rp 510.000.000 |
Dari tabel di atas, kita dapat melihat bahwa semakin banyak produk yang dihasilkan, semakin banyak biaya variabel yang dibutuhkan untuk memproduksi produk. Namun, biaya tetap tetap sama sebesar Rp 10.000.000 setiap bulan, dan akhirnya menciptakan biaya total yang lebih tinggi.
Kesimpulan
Dalam menjalankan bisnis, penting untuk memahami perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap tanpa penjualan atau produksi dapat menyebabkan kerugian, sementara harga jual produk harus mencakup biaya variabel, dan memberikan margin keuntungan yang cukup. Lebih lanjut, analisis harga jual bisa dilakukan berdasarkan struktur biaya total produk seperti pada contoh yang telah dijelaskan di atas.
Dalam mengelola keuangan bisnis, peran yang cukup penting ada pada bagaimana kita mengatur biaya tetap dan biaya variabel. Secara strategi, perlu memantau biaya tetap agar jangan sampai melampaui penghasilan dari penjualan, dan juga memperhatikan bagian biaya variabel agar tidak terjadi kerugian dari potensi margin keuntungan yang seharusnya bisa diperoleh dengan baik.
Semoga artikel ini dapat membantu Anda memahami perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel dalam bisnis Anda.