Sejarah adalah salah satu disiplin ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari perkembangan kehidupan manusia dalam aspek waktu, tempat, dan ruang. Sejalan dengan itu, objek penelitian dalam sejarah lebih dikhususkan pada segala aspek yang terkait dengan manusia, seperti pemerintahan, ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya.
Namun, apa yang membuat objek penelitian dalam sejarah berbeda dengan ilmu pengetahuan sosial lainnya? Berikut adalah beberapa perbedaannya:
Keterbatasan Faktual dan Material
Salah satu perbedaan mendasar antara objek penelitian dalam sejarah dengan ilmu pengetahuan sosial lainnya adalah keterbatasan faktual dan material. Dalam ilmu pengetahuan sosial seperti sosiologi atau antropologi, data yang digunakan untuk penelitian bisa berupa hasil wawancara, survei, atau observasi.
Namun, dalam sejarah, data yang digunakan terbatas pada peninggalan-peninggalan sejarah, seperti dokumen tertulis, artefak, dan sumber-sumber lainnya yang tidak selalu tersedia atau lengkap. Oleh sebab itu, para sejarawan harus memiliki kemampuan mendalami sumber-sumber yang ada dan mengembangkan interpretasi yang tepat.
Konteks Waktu dan Tempat
Sejarah juga memfokuskan pada konteks waktu dan tempat yang spesifik. Dalam ilmu pengetahuan sosial lainnya, penelitian bisa dilakukan pada masyarakat atau kelompok yang berbeda-beda, terlepas dari waktu dan tempatnya.
Namun, dalam sejarah, sebuah peristiwa atau fenomena harus diletakkan pada konteks waktu dan tempat yang tepat agar dapat dipahami dengan benar. Seorang sejarawan harus mempelajari kondisi kehidupan manusia pada waktu itu, serta memahami aspek geografis dan sosial budaya yang mempengaruhi peristiwa tersebut.
Interpretasi Subjektif
Sumber-sumber sejarah seringkali terbuka untuk interpretasi dan analisis yang berbeda-beda. Dalam ilmu pengetahuan sosial lainnya, data yang diperoleh dapat dipahami secara objektif dan dapat diuji secara ilmiah.
Namun, dalam sejarah, para sejarawan harus menafsirkan sumber-sumber sejarah dengan cara yang subjektif karena pembacaan faktual bukanlah satu-satunya cara untuk menginterpretasikan data tersebut. Oleh sebab itu, keahlian interpretatif dan analitis menjadi sangat penting bagi seorang sejarawan.
Berbicara tentang Sejarah
Sejarah juga mempunyai bahasa dan cara berbicara sendiri. Berbicara tentang waktu yang lalu, para sejarawan harus memperhatikan konsistensi dalam bahasa dan cara berbicara.
Seiring dengan waktu, bahasa dan cara berbicara dalam sejarah akan berubah-ubah, hal itu juga harus dipertimbangkan dalam penginterpretasian sejarah.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, objek penelitian dalam sejarah memiliki perbedaan yang mendasar dengan ilmu pengetahuan sosial lainnya. Keterbatasan factual dan material, konteks waktu dan tempat, interpretasi subjektif, dan bahasa dan cara berbicara sendiri menjadi hal yang harus dipertimbangkan dalam penelitian sejarah. Oleh sebab itu, penelitian dalam sejarah memerlukan keahlian dan keberanian untuk menafsirkan sumber-sumber sejarah dan mengembangkan interpretasi yang tepat.