Skip to content
Home » Kapan Sebaiknya Memberikan Aqiqah?

Kapan Sebaiknya Memberikan Aqiqah?

Ketika seorang bayi lahir, orangtuanya biasanya akan mengadakan aqiqah sebagai ungkapan rasa syukur atas kelahiran sang bayi. Aqiqah adalah penyembelihan hewan tertentu sebagai bentuk pengakuan atas kasih sayang Allah SWT atas kelahiran sang bayi. Namun, kapan sebaiknya memberikan aqiqah?

Melakukan Aqiqah Dalam Islam

Secara islam, melakukan aqiqah bisa dilakukan pada saat bayi yang lahir sudah berusia tujuh hari. Selain itu, adakalanya juga melakukan aqiqah ketika bayi tersebut sudah berusia beberapa bulan bahkan hingga beberapa tahun.

Namun, disarankan untuk melakukan aqiqah pada saat bayi berusia tujuh hari karena pada usia ini, bayi sudah resmi menjadi manusia dan memiliki akad nikah di sisi Allah SWT. Sehingga, aqiqah juga menjadi bentuk tanggung jawab orangtua untuk mengenalkan bayi kepada masyarakat sekitar.

Namun, meski disarankan untuk dilakukan pada usia tujuh hari, sebenarnya ada juga kelompok yang memilih untuk melakukan aqiqah pada usia beberapa bulan atau bahkan hingga beberapa tahun setelah kelahiran sang bayi. Biasanya, alasan ini dilakukan untuk mempertimbangkan kondisi keuangan atau keadaan keluarga yang belum memungkinkan.

Tanda-tanda Sudah Waktunya Beraqiqah

Selain usia tujuh hari, sebenarnya ada beberapa tanda-tanda yang dapat dijadikan patokan bahwa sudah waktunya untuk melakukan aqiqah. Beberapa tanda-tanda tersebut antara lain:

  1. Bayi sudah bisa duduk atau berdiri sendiri
  2. Bayi sudah mulai tumbuh gigi atau menunjukkan tumbuh gigi pertamanya
  3. Bayi sudah bisa makan makanan padat atau telah mulai mengganti ASI dengan susu formula.

Keutamaan Melakukan Aqiqah

Melakukan aqiqah bukan hanya sekadar memuaskan kewajiban seorang muslim, tetapi juga memiliki keutamaan tersendiri. Beberapa keutamaan tersebut di antaranya:

  1. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah atas kelahiran sang bayi
  2. Menjadi sarana pendidikan bagi sang anak dan juga masyarakat sekitar tentang tata cara beribadah.
  3. Menjadi jalan untuk mendapatkan doa yang lebih banyak terutama bagi orang tua sebagai penyembelih.
BACA JUGA:   Apa Perbedaan Etika dan Moral

Bagaimana Melakukan Aqiqah yang Baik?

Melakukan aqiqah sebenarnya tidaklah sulit selama sesuai dengan tata cara yang benar dan sesuai dengan syariat islam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan aqiqah antara lain:

  1. Memilih hewan yang halal dan berkualitas baik.
  2. Sembelih hewan tersebut dengan cara yang benar dan sesuai syariat islam.
  3. Memasak daging hewan tersebut dan berbagi kepada orang yang membutuhkan.

Kesimpulan

Melakukan aqiqah merupakan salah satu bentuk syukur kepada Allah atas kelahiran sang bayi. Sebaiknya aqiqah dilakukan saat bayi berusia tujuh hari, namun juga bisa dilakukan pada usia beberapa bulan atau bahkan hingga beberapa tahun setelah kelahiran sang bayi. Ada beberapa tanda-tanda yang dapat menjadi patokan bahwa sudah waktunya melakukan aqiqah, seperti bayi sudah bisa duduk atau berdiri sendiri serta sudah mulai tumbuh gigi atau mengganti ASI dengan susu formula.

Melakukan aqiqah bukan hanya memenuhi kewajiban seorang muslim, tetapi juga memiliki keutamaan tersendiri seperti sebagai sarana pendidikan bagi anak dan juga agar mendapatkan doa yang lebih banyak. Penting untuk memperhatikan tata cara dalam melakukan aqiqah, mulai dari memilih hewan yang halal dan berkualitas baik hingga memasak dan berbagi daging kepada orang yang membutuhkan.