Sudah menjadi perdebatan umum mengenai perbedaan umur Pak Tarno dan Pa Damar. Namun, 3 tahun lalu, ketika keduanya masih hidup, perdebatan ini semakin menjadi-jadi.
Pak Tarno dan Pa Damar adalah dua tokoh penting dalam sejarah kebudayaan Indonesia. Keduanya memiliki pijakan yang berbeda dalam cara mengamati kesenian dan budaya Indonesia. Namun, satu hal yang selalu menarik perhatian adalah perbedaan umur antara keduanya.
Perbedaan Umur
Pak Tarno adalah seorang seniman terkenal yang lahir pada tanggal 1 Januari 1950 dan meninggal pada tanggal 12 Agustus 2018. Sedangkan Pa Damar, seniman terkenal yang lahir pada tanggal 1 Januari 1930 dan meninggal pada tanggal 4 Juni 2019.
Dari data tersebut, terlihat bahwa perbedaan umur antara keduanya adalah 20 tahun. Namun, sangat menarik untuk mengetahui perbedaan umur mereka 3 tahun lalu.
Perbandingan Umur 3 Tahun Lalu
Pada tahun 2017, Pak Tarno berumur 67 tahun, sementara Pa Damar berumur 87 tahun. Sehingga perbedaan umur antara keduanya adalah 20 tahun, sama seperti saat mereka meninggal.
Memperhatikan perbedaan umur antara keduanya, banyak orang yang menyebut Pa Damar sebagai satu generasi senior dari Pak Tarno. Hal ini tidak salah, karena keduanya memiliki pemikiran yang berbeda terkait seni dan kebudayaan Indonesia.
Pemikiran Tentang Seni
Pak Tarno adalah seniman yang fokus pada seni rupa modern. Ia sangat kuat dalam menggabungkan tiga elemen seni: bentuk, warna, dan nilai. Ia juga dikenal sebagai pelopor seni mural di Indonesia.
Sementara itu, Pa Damar lebih cenderung pada kesenian tradisional Indonesia, terutama dalam seni pahat. Ia berusaha mempertahankan tradisi tersebut, sambil menggabungkan dengan teknik modern.
Kesimpulan
Dalam perdebatan mengenai perbedaan umur antara Pak Tarno dan Pa Damar, dapat disimpulkan bahwa perbedaan umur mereka adalah 20 tahun, sama seperti saat mereka meninggal.
Mereka berbeda dalam pemikiran seni, dengan Pak Tarno lebih fokus pada seni rupa modern dan Pa Damar merupakan pelopor seni pahat tradisional Indonesia.
Namun, keduanya sama-sama memiliki andil yang besar dalam perkembangan seni dan kebudayaan Indonesia. Dan, buktinya hingga saat ini, karya mereka masih menjadi inspirasi bagi seniman-seniman di Indonesia dan dunia.