Saat kita berbicara tentang subjektif dan objektif, kita sedang berbicara tentang metode atau cara pandang. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan keduanya dalam berbagai operasi kognitif, seperti memberikan opini atau membuat keputusan. Setiap metode memilik konotasi yang berbeda dan dapat mempengaruhi cara pandang kita terhadap sesuatu. Artikel ini membahas perbedaan antara dua metode tersebut, dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
Definisi Subjektif dan Objektif
Subjektif
Subjektif mengacu pada cara seseorang melihat atau menafsirkan sesuatu, terkadang dibedakan dari kenyataan atau fakta. Subjektivitas didefinisikan oleh pengaruh pengalaman individual, emosi, keinginan, persepsi, dan faktor lain yang sama sekali tidak objektif dan tidak bisa diukur. Banyak orang akan melihat sesuatu secara subjektif karena pengalaman dan keinginan yang berbeda. Contoh subjektif adalah deskripsi dari sebuah lukisan, atau pendapat tentang hal yang harus dilakukan pada akhir pekan.
Objektif
Objektif mengacu pada cara melihat atau menafsirkan sesuatu berdasarkan fakta atau kenyataan. Cara ini sangat terstruktur dan teratur, dan tidak mudah dipengaruhi oleh faktor subjektif seperti emosi atau pengalaman pribadi. Objektifitas didefinisikan sebagai keadaan di mana analisis dan keputusan didasarkan pada kenyataan dan data yang terverifikasi. Contoh objektif adalah pengukuran suhu, atau persamaan matematika.
Perbedaan Subjektif dan Objektif
Perbedaan antara kedua pengertian ini terletak pada pengaruh subjektif dalam cara menafsirkan fakta atau sesuatu. Subjektif lebih berfokus pada pandangan individu atau pengalaman, sementara objektif lebih berfokus pada fakta nyata yang bisa ditemukan.
Subjektif
- Berdasarkan pandangan individual.
- Dipengaruhi oleh pengalaman, keinginan, dan emosi.
- Tidak ada aturan tentang bagaimana menyampaikan.
- Sulit untuk memverifikasi atau mengukur.
Objektif
- Terfokus pada fakta nyata yang dapat ditemukan.
- Tidak dipengaruhi oleh pengalaman atau emosi.
- Adanya aturan yang menentukan bagaimana menyampaikan.
- Dapat diverifikasi atau diukur.
Contoh Subjektif
Contoh subjektif sangatlah bervariasi, dari pengalaman pribadi, citra visual, wacana hingga jawaban dalam sebuah wawancara. Beberapa contoh dari pandangan subjektif adalah sebagai berikut:
- Kesimpulan berdasarkan penilaian pribadi.
- Penilaian tentang citra tanpa mengikuti aturan visual seperti teknik fotografis.
- Pendapat individu tentang kecocokan pasangan hidup.
- Penilaian individu tentang karya seni.
Contoh Objektif
Contoh Objektif lebih terarah pada suatu kenyataan atau fakta yang terjadi. Berikut ini adalah contoh dari pandangan tersebut:
- Data penggunaan listrik pada hari tertentu.
- Jarak antara dua objek di ruangan.
- Waktu yang diperlukan menempuh jarak tertentu dengan suatu kendaraan.
- Luas suatu bidang.
Kesimpulan
Ketika kita berbicara tentang subjektif dan objektif, kita sedang berbicara tentang metode atau cara pandang. Subjektif acapkali lebih tertaut pada pengalaman pribadi, sedangkan objektif lebih pada kenyataan atau data yang terverifikasi. Penggunaan kedua metode dapat mempengaruhi cara pandang kita pada suatu hal. Seringkali, kedua metode ini digunakan secara bersama-sama untuk memberikan sebuah pandangan yang lebih lengkap. Dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk memahami perbedaan keduanya agar dapat mengambil keputusan dengan tepat dan efektif.