Skip to content
Home » Tinggi Piston Tiger dan CBR: Mana yang Lebih Unggul?

Tinggi Piston Tiger dan CBR: Mana yang Lebih Unggul?

Ketika datang ke dunia motor sport, dua merek yang sering dibandingkan adalah Honda CBR dan Yamaha Tiger. Kedua motor ini telah menjadi pilihan yang populer bagi para pengendara yang mencari performa dan keandalan yang tinggi. Namun, di antara berbagai perdebatan yang ada, pertanyaan yang sering muncul adalah, apakah tinggi piston Tiger atau CBR yang lebih baik? Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci perbedaan keduanya dan mengetahui mana yang lebih unggul.

Pengertian Tinggi Piston

Sebelum kita masuk ke perbandingan antara tinggi piston Tiger dan CBR, penting untuk memahami apa itu tinggi piston. Tinggi piston adalah jarak antara setel klep dan atas piston di dalam silinder. Tinggi piston yang lebih besar berarti jarak antara ujung topi dan piston lebih jauh, sementara tinggi piston yang lebih kecil berarti jarak yang lebih pendek. Tinggi piston dapat mempengaruhi kompresi mesin dan kemampuan mesin untuk menghasilkan tenaga.

Yamaha Tiger: Tinggi Piston yang Lebih Rendah

Yamaha Tiger memiliki tinggi piston yang relatif lebih rendah dibandingkan kebanyakan motor lain di kelasnya. Jenis mesin Standar Yamaha Tiger memiliki tinggi piston sekitar 63,5 mm, sementara Tiger Revo memiliki tinggi piston sekitar 62 mm. Meskipun tinggi piston yang lebih rendah dapat mempengaruhi tenaga yang dihasilkan, mesin Tiger yang lebih remah tidak berarti bahwa performanya rendah. Sebaliknya, mesin Tiger dikenal karena daya tahan dan keandalannya. Karena Tiger memiliki karakteristik tenaga yang kuat pada putaran bawah, mesinnya sangat cocok untuk penggunaan sehari-hari.

BACA JUGA:   KEUNGGULAN KACA TEMPERED LENGKUNG

Honda CBR: Tinggi Piston yang Tinggi

Honda CBR, di sisi lain, memiliki tinggi piston yang lebih tinggi dibanding Yamaha Tiger. CBR250 RR memiliki tinggi piston sekitar 62 mm, dan CBR600 RR sekitar 45 mm. Tinggi piston yang lebih tinggi dapat mempengaruhi performa mesin, namun hal itu biasanya disertai dengan kemampuan untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar. CBR dikenal sebagai motor sport berkinerja tinggi yang sangat cocok untuk penggunaan di sirkuit balap.

Keuntungan dan Kerugian Tinggi Piston yang Lebih Rendah

Tinggi piston yang lebih rendah memberikan beberapa keuntungan, seperti meningkatkan torsi dan rawatan performa pada putaran bawah. Namun, mesin dengan tinggi piston yang lebih rendah cenderung memiliki daya yang lebih rendah pada putaran atas. Dalam kasus Yamaha Tiger, mesin yang remah dan andal sering dihubungkan dengan tinggi piston yang lebih rendah.

Keuntungan dan Kerugian Tinggi Piston yang Lebih Tinggi

Keuntungan utama dari tinggi piston yang lebih tinggi adalah kemampuan mesin untuk menghasilkan tenaga yang lebih besar, terutama pada putaran atas. Namun, tinggi piston yang lebih tinggi dapat mempengaruhi torsi dan performa mesin pada putaran bawah. Dalam kasus Honda CBR, mesin ini dikenal sebagai mesin sport berkinerja tinggi yang sangat baik pada putaran atas.

Kesimpulan

Pertanyaan awal kita apakah tinggi piston Tiger atau CBR yang lebih baik, keduanya memiliki keuntungan dan kekurangan masing-masing. Tinggi piston yang lebih rendah pada motor Yamaha Tiger memberikan keandalan dan kekuatan pada putaran bawah, sementara tinggi piston yang lebih tinggi pada CBR memberikan tenaga lebih pada putaran atas. Yang terbaik untukmu tergantung pada apa yang kamu cari dari mesin motor kamu. Jadi, sebelum kamu memutuskan untuk membeli motor sport, pertimbangkan kebutuhan dan preferensi kamu terlebih dahulu.

BACA JUGA:   Vario 2015 Putih: Skutik Unik dengan Gaya Elegan

Ringkasan

  • Yamaha Tiger memiliki tinggi piston yang lebih rendah dibandingkan Honda CBR.
  • Tinggi piston yang lebih rendah pada Tiger memberikan keandalan dan kekuatan pada putaran bawah.
  • Tinggi piston yang lebih tinggi pada CBR memberikan tenaga lebih pada putaran atas.
  • Yang terbaik untukmu tergantung pada apa yang kamu cari dari mesin motor kamu.